Saya bersama istri selalu pro aktif dan begitu antusias ketika menjelaskan tentang kegiatan yang membuat kami menemukan jalan untuk saling mengisi dan memenuhi satu dengan yang lain dalam kebahagiaan ini. Kali ini tujuannya adalah Dampit (24/4/2017). Mengantarkan inkubator untuk keluarga bayi prematur yang membutuhkan di sana. Saya ajak kedua adik saya agar ikut merasakan betapa bahagianya saat kita berbagi. Melihat senyum lepas terpancar dari keluarga bayi karena bayinya tertolong, tak lagi berletih melewati kesulitan hidup. Gratis! Dan kami antar pula sampai ke rumah.
Luar biasa! Intuisi sebagai “Ibu” seketika muncul begitu mendengar dialog saya dan ibu bayi saat itu. Mereka pun ikut terbawa ke dalamnya. Sesudahnya, saat kami dalam perjalanan pulang, saya amati keduanya. Ternyata mereka ingin bergerak melangkah untuk tak sibuk dengan diri saja. Ya. Mereka mau menjadi agen relawan. Dan suami pun menyetujuinya, setelah sering mendengar tentang apa yang saya lakukan bersama keluarga dalam tugas mulia ini setiap kali kami berada di Malang. Sebuah energi positif untuk kemajuan bersama. Dan semesta mendukung kami.
Menjadi agen relawan berarti mengubah cara berpikir dari yang tadinya melulu untuk diri menjadi lebih kekeluargaan, mengutamakan kesejahteraan, dan mengedepankan gotong royong. Maka, untuk meyakinkan yang lain, kita ajak mereka terjun langsung melihat realita yang ada di lapangan. Mengkonversi keraguan menjadi keyakinan untuk membiasakan diri menolong sesama.
Saya pun kagum akan semangat dari dua kawan saya: Rolland Sebastian dan Sudarsono (kami panggil Nano). Saudara Rolland bersama istri dan putrinya selalu terlibat dalam usaha amal menolong bayi prematur Nusantara. Demikian juga dengan saudara Nano di Malang dengan segala daya upayanya meski armada masih kurang. Berusaha demi menolong mereka yang belum tersejahterakan. Itulah yang membuat semesta mendukung kita semua. Ayo. Kita jadikan ini sebagai komitmen.