Meski harus ngabuburit dengan inkubator, bagi kami ini menjadi sebuah kebahagiaan. Sebab dari merekalah akan muncul kebenaran baru dari keterampilan melihat yang tak terlihat, mendengarkan yang tak terdengar
Dua hari lalu (17/6/2017), sorenya kami sekeluarga berangkat kembali untuk membantu bayi Muhammad Azril Habibi Al Husen dengan berat 1,6 kg dan panjang 45 cm yang lahir prematur dari pasangan yang berbahagia Moh Husen dan ibu Nuril Jamilah. Yang membuat kami bahagia kami bisa membantu dari putra ibu yang mulia yaitu seorang guru mengaji. Ini kali kedua kami diberi kesempatan membantu bayi yang dilahirkan dari guru ngaji.
Sekali lagi, ini menjadi sebuah jalan bagi kami melatih diri. Untuk sampai pada kepastian bahwa masih banyak orang baik yang terpanggil mau membantu mereka yang belum tersejahterakan dalam semangat gotong royong. Agar makin terbiasa (dan membiasakan diri pula) menolong orang lain. Jadi perlu meluangkan waktu lebih untuk mengasah kerelawanan kita.
Meski harus ngabuburit dengan inkubator, bagi kami ini menjadi sebuah kebahagiaan. Sebab dari merekalah nantinya akan muncul kebenaran-kebenaran baru dari keterampilan melihat yang tak terlihat, mendengarkan yang tak terdengar. Berinteraksi langsung sambil belajar dari alam semesta. Itulah harapan dari orang tua bayi dan juga kami. Yang kelak bisa menjadi sebuah kenyataan di masa depan.
Dua hari lalu (17/6/2017), sorenya kami sekeluarga berangkat kembali untuk membantu bayi Muhammad Azril Habibi Al Husen dengan berat 1,6 kg dan panjang 45 cm yang lahir prematur dari pasangan yang berbahagia Moh Husen dan ibu Nuril Jamilah. Yang membuat kami bahagia kami bisa membantu dari putra ibu yang mulia yaitu seorang guru mengaji. Ini kali kedua kami diberi kesempatan membantu bayi yang dilahirkan dari guru ngaji.
Sekali lagi, ini menjadi sebuah jalan bagi kami melatih diri. Untuk sampai pada kepastian bahwa masih banyak orang baik yang terpanggil mau membantu mereka yang belum tersejahterakan dalam semangat gotong royong. Agar makin terbiasa (dan membiasakan diri pula) menolong orang lain. Jadi perlu meluangkan waktu lebih untuk mengasah kerelawanan kita.
Meski harus ngabuburit dengan inkubator, bagi kami ini menjadi sebuah kebahagiaan. Sebab dari merekalah nantinya akan muncul kebenaran-kebenaran baru dari keterampilan melihat yang tak terlihat, mendengarkan yang tak terdengar. Berinteraksi langsung sambil belajar dari alam semesta. Itulah harapan dari orang tua bayi dan juga kami. Yang kelak bisa menjadi sebuah kenyataan di masa depan.
Siap Memulai Ngabuburit dengan Inkubator