KUPANG, TIMEXKUPANG.com-Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali berhasil membuat karya inovatif berupa inkubator untuk bayi lahir prematur. Jika sebelumnya Prodi Teknik Mesin Undana menciptakan alat pengering kelor, alat pengubah udara menjadi air, kali ini, mereka sukses membuat inkubator bayi.
Tim kerja inkubator bayi ini beranggotakan Maikel Boymau (Koordinator Workshop), Fredentus Un, Siti Aksa Seku Sidik, dan Nikolas Nong Kandi. Mereka adalah tim yang bertanggungjawab dalam pembuatan inkubator bayi pramatur ini. Tim ini diawasi langsung Kepala Laboratorium Teknik Mesin Undana, Ben V. Tarigan, ST., MM.
Ben V. Tarigan, saat ditemui di Laboratorium Teknik Mesin Undana, Selasa (7/1) menjelaskan, proyek pembuatan inkubator bayi ini merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), khususnya pemilik paten dan peneliti inkubator bayi prematur, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA, di laboratorium Neonatal Intensive Care Unit, Teknik Mesin UI.
Menurut Ben, Prodi Teknik Mesin Undana merupakan universitas pertama di Indonesia Bagian timur yang ikut masuk dalam pembuatan inkubator bayi prematur ini, dimana pengawasannya tetap oleh tim dari UI.
Dikatakan, semua alat yang dibutuhkan dikirimkan dari UI, dan tahun ini baru dikerjakan. Inkubator bayi prematur ini, demikian Ben, nantinya diberikan atau dijual kepada relawan yang bersedia, baik itu masyarakat maupun rumah sakit, dengan catatan, inkubator ini tidak boleh diperjualbelikan dan harus terdaftar di Yayasan Bayi Prematur Indonesia.
Ben mengatakan, pembuatan inkubator ini untuk membantu masyarakat Indonesia. “Jadi masyarakat umum juga bisa mendapatkan alat ini. Syaratnya adalah relawan dengan terlebih dulu mendaftarkan dirinya ke Yayasan Bayi Prematur Indonesia. Inkubator ini tidak boleh diperjualbelikan, jika relawan sudah tidak menggunakan alat ini, dan ada pihak lain yang membutuhkan, maka relawan hanya bisa meminjamkannya dan mengantar langsung alat ini dan menjelaskan cara penggunaannya,” urai Ben.
Ben menyebutkan, sejauh ini, tim Teknik Mesin Undana sudah membuat dua inkubator dan akan terus diproduksi ke depan. Proses pembuatannya tidak memakan waktu lama, paling lama hanya dua minggu.
Ben menjelaskan, sumber panas untuk ikubator ini bersumber dari dua bola lampu berkapasitas 40 watt, dan semua standar diuji oleh UI, dengan semua kondisi yang dihasilkan.
Penanggung jawab inkubator bayi pramatur Teknik Mesin Undana yang juga Ketua Prodi Teknik Mesin Undana, Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, mengatakan, kegiatan-kegiatan ini tentu sangat baik, prinsipnya adalah peningkatan kompetensi mahasiswa.
“Kami di program studi mempunyai visi khusus teknologi tepat guna di berbagai bidang. Salah satunya alat ini yang berkaitan dengan bidang kesehatan, dan kami mampu untuk menghasilkan teknologi tepat guna bekerjasama dengan semua pihak,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kenapa inkubator bayi ini menjadi perhatian serius, karena memang masalah stunting di NTT cukup menyita perhatian, dan inkubator bayi prematur menjadi salah satu bagian penting untuk penanganan stunting di NTT. (mg25)