Prodi Teknik Mesin Undana Sukses Buat Inkubator Bayi Prematur

Prodi Teknik Mesin Undana Sukses Buat Inkubator Bayi Prematur (TimeXKupang.com, 7 Januari 2020)

Prodi Teknik Mesin Undana Sukses Buat Inkubator Bayi Prematur
KARYA INOVATIF. Tim inkubator bayi prematur Teknik Mesin Undana berpose bersama di depan labotatorium Teknik Mesin Undana dengan memamerkan salah satu hasil karya inkubator bayi prematur. (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.com-Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali berhasil membuat karya inovatif berupa inkubator untuk bayi lahir prematur. Jika sebelumnya Prodi Teknik Mesin Undana menciptakan alat pengering kelor, alat pengubah udara menjadi air, kali ini, mereka sukses membuat inkubator bayi.

Tim kerja inkubator bayi ini beranggotakan Maikel Boymau (Koordinator Workshop), Fredentus Un, Siti Aksa Seku Sidik, dan Nikolas Nong Kandi. Mereka adalah tim yang bertanggungjawab dalam pembuatan inkubator bayi pramatur ini. Tim ini diawasi langsung Kepala Laboratorium Teknik Mesin Undana, Ben V. Tarigan, ST., MM.

Ben V. Tarigan, saat ditemui di Laboratorium Teknik Mesin Undana, Selasa (7/1) menjelaskan, proyek pembuatan inkubator bayi ini merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), khususnya pemilik paten dan peneliti inkubator bayi prematur, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA, di laboratorium Neonatal Intensive Care Unit, Teknik Mesin UI.

Menurut Ben, Prodi Teknik Mesin Undana merupakan universitas pertama di Indonesia Bagian timur yang ikut masuk dalam pembuatan inkubator bayi prematur ini, dimana pengawasannya tetap oleh tim dari UI.

Dikatakan, semua alat yang dibutuhkan dikirimkan dari UI, dan tahun ini baru dikerjakan. Inkubator bayi prematur ini, demikian Ben, nantinya diberikan atau dijual kepada relawan yang bersedia, baik itu masyarakat maupun rumah sakit, dengan catatan, inkubator ini tidak boleh diperjualbelikan dan harus terdaftar di Yayasan Bayi Prematur Indonesia.

Playing Football Inkubator Bayi

Ben mengatakan, pembuatan inkubator ini untuk membantu masyarakat Indonesia. “Jadi masyarakat umum juga bisa mendapatkan alat ini. Syaratnya adalah relawan dengan terlebih dulu mendaftarkan dirinya ke Yayasan Bayi Prematur Indonesia. Inkubator ini tidak boleh diperjualbelikan, jika relawan sudah tidak menggunakan alat ini, dan ada pihak lain yang membutuhkan, maka relawan hanya bisa meminjamkannya dan mengantar langsung alat ini dan menjelaskan cara penggunaannya,” urai Ben.

Ben menyebutkan, sejauh ini, tim Teknik Mesin Undana sudah membuat dua inkubator dan akan terus diproduksi ke depan. Proses pembuatannya tidak memakan waktu lama, paling lama hanya dua minggu.

Ben menjelaskan, sumber panas untuk ikubator ini bersumber dari dua bola lampu berkapasitas 40 watt, dan semua standar diuji oleh UI, dengan semua kondisi yang dihasilkan.

Penanggung jawab inkubator bayi pramatur Teknik Mesin Undana yang juga Ketua Prodi Teknik Mesin Undana, Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, mengatakan, kegiatan-kegiatan ini tentu sangat baik, prinsipnya adalah peningkatan kompetensi mahasiswa.

“Kami di program studi mempunyai visi khusus teknologi tepat guna di berbagai bidang. Salah satunya alat ini yang berkaitan dengan bidang kesehatan, dan kami mampu untuk menghasilkan teknologi tepat guna bekerjasama dengan semua pihak,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kenapa inkubator bayi ini menjadi perhatian serius, karena memang masalah stunting di NTT cukup menyita perhatian, dan inkubator bayi prematur menjadi salah satu bagian penting untuk penanganan stunting di NTT. (mg25)

Momota VS Ginting

Greysia / Apri

Mila Rosinta Totoatmojo Born in Jakarta, May 15, 1989. Mila knew the world of dance from the age of 7 in Jakarta on the basis of Balinese dance traditions. Since elementary and junior high school Mila has often participated in various competitions and tried to make some dance works. In 2007 Mila entered college as a student at the Indonesian Institute of the Arts in Yogyakarta. She then continued 2011 at the Postgraduate Program in the Indonesian Institute of the Arts in Yogyakarta specializing in the creation of dance. Mila joined Tembi Dance Company in 2009 and learned a lot of traditional, ballet, hiphop and contemporary dances.

Chidori

MAD is a dance community consisting of a group of female artists founded by Mila Rosinta Totoatmojo in 2012. Mila Art Dance was formed because it has the same vision, mission and goals. The vision is to create works at any time and open a forum for art, creativity, experimenting together for anyone who wants to join. Mila Art Dance initially consisted of only 8 members and currently has grown to 22 members. Besides being active in making performances, working and workshops, Mila Art Dance also formed a dance school, Mila Art Dance School where the school is a place to develop the talents and creativity of art connoisseurs.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *