Memulai Cerita Bahagia
Bayi kami lahir pada tanggal 7 Februari 2017 dengan berat badan 1,25 kg. Karena lahir prematur bayi kami harus dirawat dalam ruang NICU di rumah sakit terbaik Bogor.
Timbul rasa kecemasan akan perawatan si kecil jika suatu hari dirawat di rumah. Salah satu teman kami menyarankan untuk memakai inkubator di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang (katanya) dipinjamkan secara cuma-cuma (gratis). Mulanya, saya tidak percaya, mengetahui betapa mahalnya penggunaan alat seperti inkubator di rumah sakit. Begitu penasaran, sampai saya Googling dan telusuri lebih lanjut di Youtube. Dan ternyata benar adanya. Apalagi ini produk lokal, hasil karya anak bangsa kita sendiri. Saya pun tercengang.
Segera saya hubungi nomor SMS Center agar mendapatkan kepastian. Tak lama kemudian SMS saya tadi mendapat jawaban. Cepat tanggap dalam memberikan pelayanan. Sebulan kemudian, setelah bayi kami selesai menjalani perawatan di rumah sakit, saya kontak lagi SMS Center “inkubator gratis”.
Saya diminta untuk langsung datang mengambil ke markas utama (Fakultas Teknik Universitas Indonesia). Sangat lugas dan tidak ada kerumitan. Begitu hangat mereka menerima kedatangan kami sesampainya disana. Kamu juga diberi arahan tentang penggunaan inkubator dan perawatan bayi. Bernas dan mudah dipahami. Luar biasa. Memang benar-benar gratis…
Subhanallah… Dan akhirnya kami bisa langsung membawa pulang inkubator ke rumah di Cilebut, Bogor. Alhamdulillah… Maryamah Khairunnisa (putri pertama kami) bisa langsung nyaman beristirahat di dalam inkubator yang penuh keajaiban ini.
Saya Yulia Herawati dan Prayogi sebagai orangtua dari Maryamah Khairunnisa dan atas nama keluarga besar kami mengucapan banyak terima kasih Yayasan Bayi Prematur Indonesia atas kebaikannya dan ketulusannya meminjamkan Inkubatornya kepada kami secara gratis.
Bayi kami lahir pada tanggal 7 Februari 2017 dengan berat badan 1,25 kg. Karena lahir prematur bayi kami harus dirawat dalam ruang NICU di rumah sakit terbaik Bogor.
Timbul rasa kecemasan akan perawatan si kecil jika suatu hari dirawat di rumah. Salah satu teman kami menyarankan untuk memakai inkubator di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang (katanya) dipinjamkan secara cuma-cuma (gratis). Mulanya, saya tidak percaya, mengetahui betapa mahalnya penggunaan alat seperti inkubator di rumah sakit. Begitu penasaran, sampai saya Googling dan telusuri lebih lanjut di Youtube. Dan ternyata benar adanya. Apalagi ini produk lokal, hasil karya anak bangsa kita sendiri. Saya pun tercengang.
Segera saya hubungi nomor SMS Center agar mendapatkan kepastian. Tak lama kemudian SMS saya tadi mendapat jawaban. Cepat tanggap dalam memberikan pelayanan. Sebulan kemudian, setelah bayi kami selesai menjalani perawatan di rumah sakit, saya kontak lagi SMS Center “inkubator gratis”.
Saya diminta untuk langsung datang mengambil ke markas utama (Fakultas Teknik Universitas Indonesia). Sangat lugas dan tidak ada kerumitan. Begitu hangat mereka menerima kedatangan kami sesampainya disana. Kamu juga diberi arahan tentang penggunaan inkubator dan perawatan bayi. Bernas dan mudah dipahami. Luar biasa. Memang benar-benar gratis…
Subhanallah… Dan akhirnya kami bisa langsung membawa pulang inkubator ke rumah di Cilebut, Bogor. Alhamdulillah… Maryamah Khairunnisa (putri pertama kami) bisa langsung nyaman beristirahat di dalam inkubator yang penuh keajaiban ini.
Saya Yulia Herawati dan Prayogi sebagai orangtua dari Maryamah Khairunnisa dan atas nama keluarga besar kami mengucapan banyak terima kasih Yayasan Bayi Prematur Indonesia atas kebaikannya dan ketulusannya meminjamkan Inkubatornya kepada kami secara gratis.
Mengawali Cerita Bahagia
Berbagi Cerita Bahagia
Saatnya Bagikan Cerita Bahagia
Berbuka Cerita Bahagia
Ramadhan Cerita Bahagia
Tanda Cerita Bahagia
Pelopor Cerita Bahagia
Mau Cerita Bahagia
Rahasia Cerita Bahagia