Alhamdulillah…. Akhirnya hasil cek kadar bilirubin Dek Indra (27 Mei 2017) sudah bisa bikin tersenyum. Nilainya menunjukkan pada kisaran 9,2 mg/dL. Artinya sudah dibawah nilai rujukan maksimal, yakni 12 mg/dL.
Kegelisahan makin tampak sejak usia hari ke-3 Dek Indra (Senin, 8 Mei 2017). Saat itu dokter spesialis anak menyarankan agar dek Indra dirawat di rumah sakit untuk disinar. Merujuk pada hasil periksa lab, didapati kadar bilirubin 12,3 mg/dL. Tapi melihat sang kakak, Ario, sudah kelelahan karena bolak balik rumah dan rumah sakit. Kami putuskan untuk tetap pulang hari itu. Esoknya (Selasa, 9 Mei 2017) saya langsung bergegas pergi untuk kontrol. Tambah cemaslah saya. Bagaimana tidak. Hasil lab menunjukkan angka kadar bilirubin 13,4 mg/dL.
Perjuangan dan Rasa Syukur
Saat saya sudah kebingungan sendiri, suami malah tetap tenang. Terlintas dalam pikirannya menghubungi Tim Inkubator FTUI & Yayasan Bayi Prematur Indonesia, yang sudah sangat dikenal dengan aktivitas sociopreneur nya: peminjaman inkubator gratis. Ternyata saya baru tahu bahwa telah dikembangkan alat fototerapi / sinar biru untuk bayi kuning. Pelayanannya cepat tanggap dan alatnya sudah bisa dipinjam hari itu juga. Segera saya menuju kampus UI, persisnya di gedung Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik untuk kemudian dibawa pulang ke rumah.
Dan setelah perjuangan selama 10 hari (19 Mei 2017), saya mendapat hasil yang menggembirakan. Cukup lama, sebab dek Indra tidak disinari 24 jam seperti di rumah sakit. Itu pun tidak sepenuhnya berjalan pada malam hari. Saya khawatir kalau dek Indra kehausan, terbangun, dan membuka penutup matanya. Bayi selama penyinaran fototerapi memang harus ditutup matanya agar blue light dari lampu tidak merusak mata bayi. Namun saya bisa memberinya ASI langsung: memompa, kemudian memberinya minum dari botol.
Terima kasih. Kalian adalah tim yang hebat. Sudah sangat membantu bayi-bayi di Indonesia (juga Dek Indra) dengan apa yang bisa kalian lakukan.