Bayi Rafisqy

Bayi Rafisqy

  • Peminjaman Untuk Bayi Rafisqy

  • Bersama Bpk. Rahmad, Ayah dari Bayi Rafisqy

    Bersama Bpk. Rahmad, Ayah dari Bayi Rafisqy

Waktu menerima SMS dari Center atas permohonan dari orang tua bayi Rafisqy untuk dipinjamkan unit inkubator, saya jadi langsung gelisah. Saat itu hujan deras sekali, dan saya masih berjibaku di dapur sambil masak lauk untuk 1 minggu ke depan -maklum working mama ?.

Ketika saya menghubungi orang tua bayi, ternyata bayi sudah dirumah. Pikiran saya langsung membayangkan tubuh mungil yang kedinginan karena hanya berbalut lampin… ?

Bak bik buk… Segera saya bergegas menuju ke rumah orang tua bayi. Dan ternyata benar, hanya dibalut lampin. Tidak ada penghangat sama sekali. Walau bayi terlihat tenang, namun kita sebetulnya tak merasakan betapa menggigilnya si mungil yang hanya 1,6 kg itu; apalagi dibalut dengan lampin saja. Sebab memang bayi prematur belum mampu beradaptasi dengan suhu lingkungan (disekitarnya), sehingga mudah kedinginan.

But to fully support other people (desperately) in need of help is like being addicted with drugs. Ya. Jadi makin ketagihan. Terkadang harus mengenyampingkan kepentingan pribadi dan keluarga. Kemarin saya pun harus membawa juga anak saya yang sedang panas turun naik di suhu 38oC demi si kecil yang sudah kedinginan di rumah orang tuanya.

Terlebih lagi saya pernah dapat cerita dari customer (dari profesi) saya kalau bayinya meninggal karena sudah kehabisan biaya sewa inkubator di rumah sakit yang sama dimana bayi Rafisqy dilahirkan. Saya tidak dapat membayangkan perasaan sang ibu saat itu. ? Semoga dengan kemudahan dari Tim Inkubator UI & Yayasan Bayi Prematur Indonesia (YABAPI) ini bisa membuat bayi Rafisqy tumbuh sehat.

To fully support other people (desperately) in need of help is like being addicted with drugs. Ya. Jadi makin ketagihan. Terkadang harus mengenyampingkan kepentingan pribadi dan keluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *