Mengingat kembali bagaimana rasanya bergejolak ketika El diperbolehkan pulang setelah 35 hari berjuang di ruang NICU: gembira karena akhirnya bisa bersama El di rumah, namun juga cemas mengingat beratnya saat itu baru mencapai 1,1 kg ? . Awalnya saya begitu gelisah karena ini adalah anak pertama, jadi belum berpengalaman. Syukurlah, sekarang dengan informasi berlimpah di Internet, saya jadi belajar lebih banyak bagaimana cara merawat bayi prematur. ?
Sebagai ibu, saya menyadari bahwa memperbarui (meng-ugrpade) pola pikir kita itu memang menjadi sebuah keharusan. Lebih memilih bayi atau diri sendiri yang nyaman? Sebab, secanggih apapun peralatan yang ada di ruang NICU, bayi akan merasa lebih nyaman apabila berada di dekat ibunya dan lebih hangat tentunya; terutama saat metode kanguru.
Persiapan terbaik untuk El dengan ruangan sesteril mungkin. Selain itu, kami juga mendapat bantuan dari kegiatan peminjaman inkubator gratis dari Yayasan Bayi Prematur Indonesia (YABAPI). Jadi saat tidak sedang metode kanguru, El bisa kami tempatkan dalam inkubator tanpa khawatir akan hipotermi -meski belum pernah mengalaminya- ataupun apnea (berhenti bernapas sejenak). Kecil-kecil sudah cabe rawit kan? Hehe… ?
Kala kami sedang getolnya berusaha menaikan berat badan El, entah mengapa ASI berhenti keluar. Padahal tidak pernah telat memompa, dan makanan juga sudah betul-betul dijaga. Mungkin selain sangat kurang tidur, tingkat stres juga tinggi. Terlebih El tidak bisa menyusui langsung dari saya, sehingga tidak ada rangsangan untuk bayi. ? Tapi tak boleh membiarkan diri lama dirundung soal ini. Saya pun berkonsultasi dengan DSA (Dokter Spesialis Anak). El disarankan memakai susu formula khusus bayi prematur.
Tepat 2,5 bulan dirawat di rumah, berat El sudah naik menjadi 3,3 kg dan sudah berani saya mengajaknya bepergian ke Bali. Segera saya melakukan screening ROP dan pendengaran terhadap El. Puji Tuhan semua baik.
Sekarang usia koreksi El sudah 4,5 bulan. Dan kini ia sudah bisa mengejar ketertinggalannya, baik dari segi berat (sudah 6 kg) maupun pembentukan organ tubuh. Yang penting rutin kontrol ke DSA dan tidak boleh telat imunisasi. Terlepas dari lahir prematur, sejauh ini El jarang sakit lho… ? Kita tentunya beraharap cerita El tadi bisa menjadi semangat untuk para pejuang NICU lainnya. Ya. Karena memang bayi prematur dan keluarganya sangat butuh dukungan dari kita semua dalam segala aspek. Moril dan materiil. Bayangkan, selama berada di rumah sakit, kita terus memikirkan kondisi bayi serta biaya yang terus membengkak. ☹ Doa kami buat semua pejuang kecil. ♥️